REVIEW
JOURNAL Koridor Ekonomi Sebagai Jembatan Keterkuncian Geografis : Pertumbuhan
Ekonomi Laos 2000-2010
Judul : Koridor Ekonomi Sebagai Jembatan
Keterkuncian Geografis : Pertumbuhan Ekonomi Laos 2000-2010
Link : https://e-journal.unair.ac.id/JHI/article/view/4395
Journal : Hubungan Internasional
Vol : 10, No 1
Vol : 10, No 1
Tahun : 2017
Penulisan
: Eric Wicaksono
Reviewer
: Rima Riski Nur Laila
Tanggal
: 10 Oktober
2019
Abstrak : Salah satu yang
menarik dari Negara Laos adalah kapabilitasnya dalam mempertahnkan pertumbuhan tinggi di tengah keterkuncian geografis yang
melekat. Dalam jounal ini penulis mengkaji upaya Laos dalam menghadapi hambatan
dengan melihat perjalanan Laos dan perubahan kebijakan ekonomi. Dalam penelitian
ini penulis menghadirkan kombinasi dari kebijakan ekonomi terbuka kawasan yang
dinamis, serta pengembangan koridor ekonomi integratif memiliki peran penting
dalam keberhasilan Laos untuk mempertahankan ekonomi yang relatif tinggi dalam
keterkuncian geografis.
Pendahuluan : Laos dan keterkuncian geografis, secara geografis merupakan negara landlocked
yang terletak di Asia Tenggara. Sekitar 70% dari wilayah geografis yang
terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dan sungai memotong. Laos memiliki
keterbatasan rute transportasi yang
merupakan masalah panjang yang membatasi kemampuan untuk mengatur negaranya. Keterkuncian
acap kali dipandang sebagai hambatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Demokratik
Rakyat Laos adalah satu-satunya negara landlocked
di Asia Tenggara. Situasi geografis dan politik di Laos membatasi negara dari
interaksi dengan sistem ekonomi internasional. Secara umum, posisi geografis landlocked
dinilai sebagai posisi yang tidak menguntungkan dan mengakibatkan ekonomi Laos
tertinggal.
Pembahasan : Dalam pokok pembahasan
penulis membagi tiga pokok bahasan:
1.
Reformasi dan Geliat Menuju mertumbuhan
Ekonomi Laos
Laos adalah negara landlocked yang sebagian topografinya merupakan
pegunungan dengan sistem transportasi yang lemah. Pada akhir 1980 an terjadi peluncuran reformasi pasar
sehingga laos menunjukan catatan kuat dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini
menjadikan manfaat integarasi dengan pasar internasional belum merata di
seluruh ekonomi Laos. Integrasi pasar domestik masih rendah. Negara landlocked
seperti Laos menggantungkan diri pada negara-negara tetangga untuk akses pasar
internasional.
2. Konektivitas dan Keterbukaan: Reformasi Ekonomi Jalur Awal Menuju Pertumbuhan
Terkait upaya Laos dalam integrasi pasar secara domestik maupun
internasional, biaya transaksi menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan. Dalam
kasus Laos yang merupakan negara yang secara geografis mengalami keterkuncian
biaya transaksi merupakan Salah satu hambatan. Melalui pembangunan dan
investasi insfrastruktur transportasi Laos
berhasil untuk mengurangi salah satu poin penting dari keterkuncian
fisik yakni minimnya akses dan keterhubungan. Di bawah NEM Pemerintah Laos mengumumkan
langkah-langkah untuk mempromosikan pengembangan sektor swasta, deregulasi
harga dan produksi kontrol diberikan otonomi manajerial dan keuangan untuk
perusahaan milik negara. Reformasi yang dilaksanakan di bawah NEM sangatlah relevan untuk
pembahasan integrasi pasar. Reformasi itu bersamaan dengan AFTA dan keanggotaan
WTO telah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan ekspor dan impor
guna meningkatkan kemungkinan perusahan Laos untuk menjadi peserta aktif di
pasar dunia. Sejak akhir 1980 an kendati reformasi ekonomi telah memperkuat
ekonomi secara signifikan, Laos masih bergantung pada pertanian. Laos mendorong
keterbukaan ekonominya melalui integrasi dengan kawasan sekitar. Selama periode
2000-2010, ekspor mencapai rata-rata
pertumbuhan ekonomi 23%. Reformasi ekonomi dari Laos adalah mekanisme bertahan
hidup sebagai negara minor di Indochina.
Melalui reformasi ekonomi pemerintah secara bertahap telah menghasilkan
kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
3. Peran
Kawasan Dinamis dan Koridor Ekonomi
Sebagai negara landlocked, merupakan
sebuah prestasi tersendiri, Laos dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan
ini memiliki titik awal yaitu pada 1986, dengan kebijakan reformasi ekonomi
sebagai momentumnya. Pesatnya perekonomian China juga mendorong dinamika
perekonomian dimana Laos merupakan salah satu negara yang memperoleh
keuntungan. Pelaksanaan NEM oleh pemerintah Laos telah memberikan kontribusi
dalam merenggangkan kendala ekonomi melalui reformasi nilai tukar dan kebijakan
keringanan perdagangan. Keterbukaan Laos dalam proses integrasi regional
menjadi salah satu momentum pertumbuhan Laos. Dalam hal koneksivitas, kerjasama
GSM telah menyelesaikan beberapa proyek seperti membangun infrastruktur jalan yang
membuka tiga koridor ekonomi. Pembangunan infrastruktur transportasi di Laos akan membantu membuka atribut geografis yang dapat memfasilitasi sektor
lain untuk melakukan perdagangan,
investasi, pertanian dan banyak lainnya. Koridor ekonomi ini juga menyediakan
Laos sebagai mitra yang mendorong
pertumbuhan Laos. Sebagai negara landlocked, yang
menggantungkan nasib pada
infrastruktur dan hubungan dengan negara
transit, koridor ini menjadi penghubung utama penting. Koridor ekonomi sebagai
fungsi pertumbuhan berhasil menularkan efek spillover dari dinamika
positif kawasan di sekitar Laos. Peningkatan
statistik perdaganagan, pengembangan jalur
konektivitas, pengurangan tarif impor,
dibentuknya Special Economic Zone, hadirnya preferensi tarif dagang,
menjadi bukti empiris yang memperkuat upaya Laos dalam mengurangi dampak
keterkuncian geografis.
Kesimpulan : Ekonomi negara landlocked seringkali menghadapi
kendala. Laos dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di tengah
keterkuncian geografis. Secara umum, keterkuncian geografis menjadi kendala
utama di masa keterpurukan perekonomian
Laos sebelum 1986, keterkuncian ini diperparah dengn kebijakan ekonomi Laos yang bersifat perencanaan terpusat. Laos
mereformasi secara bertahap sistem
ekonominya. Peran kawasan yang dinamais menjadi salah satu determinan dalam
pertumbuhan ekonomi negara landlocked.
Dengan berada di antara negara-negara yang relatif tumbuh perekonomiannya,
secara tidak langsung memberi efek spillover bagi Laos. Melalui kerjasama
Laos memperoleh peluang utuk menjual barang melalui akses laut yang disediakan
serta mendapat kemudahan untuk mengembangkan daerah perbatasan sebagai Special Economic Zone. Kehadiran koridor ekonomi turut mempromosikan hubungan
perdaganagan, pengurangan kemiskinan, dan meningkatkan daya saing Laos
sendiri. Kombinasi dari kebijakan
ekonomi terbuka, kawasan yang dinamis, dan pengembangan koridor ekonomi
integratif, berperan penting dibalik keberhasikan Laos dalam mempertahankan
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di tengah keterkuncian geografis.
Kelebihan : Kalimat yang digunakan oleh penulis mudah untuk dipahami oleh pembaca.
Kekurangan : - kurangnya materi yang sesuai dengan skup temporal.
- Banyak menggunakan kata asing
- Banyak menggunakan kata asing
- Materi yang ditulis penulis kurang lengkap