Nama : Rima Riski Nur Laila
NIM : 180110301008
Alamat Blog : rimariski.blogspot.com
SEJARAH PEDESAAN
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu “syajara” yang
memiliki arti “terjadi” atau “syajarah” yang berarti pohon. Dalam arti luas sejarah merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang
mempelajari peristiwa di masa lalu dan merupakan ilmu yang menyelidiki kejadian yang realita
serta cerita tentang perubahan. Sejarah Pedesaan memiliki artian yang cukup luas, khusus meneliti tentang pedesaan baik meliputi, masyarakat, petani maupun ekonomi
pertaniannya. Desa
merupakan sebuah kesatuan masyarakat kecil yang memiliki satu pimpinan yang dijadikan sebagai panutan. Secara etimologi, Desa berasal dari bahasa sanskerta, deshi yang berarti tanah air, tanah
asal atau sebagai tanah kelahiran. Perlu diketahui bahwa adanya kerajaan berasal dari adanya sebuah desa. Adapun definisi desa menurut beberapa
ahli:
1.
C.S.T Kansil, mendefinisikan bahwa desa merupakan ketatanegaraan, tata
pemerintahan sebagai suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang
memiliki organisasi dengan pemerintahan terendahnya adalah camat serta telah
memiliki hak menyelenggarakan hak rumah tangga.
2.
Paul H. Landis, mengatakan bahwa desa merupakan jumblah peduduk
yang kurang dari 2500 jiwa dengan ciri-ciri saling kenal antara ribuan jiwa,
memiliki pertalian yang sama terhadap kesukaan yang sama, ekonominya agraris,
memiliki sikap yang homogen serta memiliki kontrak sosial yang ketat.
3.
Menurut Bintarto Desa adalah kesatuan geografik, sosial, ekonomi,
politik dengan satuan budaya.
Desa atau
pedesaan sebagai bidang penelitian dapat dimasukkan dalam satuan tertentu
yaitu; ekosistem,geografis, dan budaya. Satuan ekosistem
merupakan hasil
perpaduan antara aktivitas manusia
keadaan biologis dan prooses fisik. Dalam deretan satuan ekosistem
dapat ditambahkan ekosistem sagu di Indonesia timur dan
ekosistem tegalan di Madura.
Dalam
satuan
geografis ada
berbagai macam hubungan antar
pedesaan. Di dalam satuan budaya pada
hubungan
dengan persoalan adat, satuan penelitian pedesaan berupa daerah hukum adat atau
suatu cultural
area dan setiap
daerah hukum adat mempunyai sistem sosio-ekonomis
dan budaya yang tersendiri. Dengan adanya penelitian struktur
dan evolusi sosial ekonomi, dan kultur
pedesaan di Indonesia dapat memperkaya khasanah sejarah.
Sejarah pedesaan merupakan sejarah
yang berkaitan dengan bidang garapn desa, masyarakat petani dan ekonomi pertanian.
Sejarah disebut
ilmu perubahan yang dapat menggolongkan berbagai
masalah ke dalam berbagai kelompok yakni; bangunan fisik, satuan
sosial, lembaga sosial, hubungan sosial, dan gejala psiko kultural. Sejarah pedesaan dapat berupa monografi tentang satuan penelitian. Pembukaan perkebunan di daerah kejawen pada pertengahan kedua abad ke- 19 dapat
dijadikan contoh sebagai bahan kajian sejarah pedesaan. Suatu desa
dapat mengalami reorganisasi jika desa yang
terpencar dapat menjadi desa yang
memusat. Pada satuan sosial lingkungan desa petani sangat kaya dengan permasalahan sejarah, dimana kesatuan desa, keluarga, kelas sosial,
kelompok agama dan budaya serta kelompok
etnis merupakan bagian dari permasalahan sejarah.
Sejarah pedesaan yang merupakan sebagai kajian tentang desa dapat pula membicarakan lembaga
keagamaan dalam desa. Masuknya ekonomi uang desa, menjadikan sistem sambatan tergantikan dengan hubungan kerja upah dan membentuk hubungan solidaritas golongan kelas menengah baru. Selanjutnya, adanya pabrik yang berdiri
di tengah pedesaan akan mengubah perekonomian desa. Perubahan ekonomi desa dalam jangka panjang dapat mempengaruhi pola budaya desa. Hubungan
sosial di pedesaan juga memiliki
tema penelitian yaitu; masalah stratifikasi, integrasi, konflik,
mobilitas sosial, migrasi dan hubungan desa-kota. Stratifikasi sosial sendiri merupakan gejala yang penting
di dalam masyarakat.
SEJARAH EKONOMI PEDESAAN
Sejarah Ekonomi Indonesia memungkinkan
dapat memberikan terbukanya studi
sejarah mikro, sebab banyaknya variasi kedaerahan yang
muncul akibat adanya perbedaan ekologi, struktur sosial, pengaruh dari luar dan budaya setempat. Sejarah ekonomi memepelajari beberapa faktor yang dapat menentukan jalannya perkembangan ekonomi sehingga dapat menghasilkan
sumbangan yang sewajarnya pada penetapan kebijakan perencanaan ekonomi. Sumbangan sejarah
ekonomi tidak lebih sebagai pemikiran kolektif ilmu sosial secara
keseluruhan. Sejarah ekonomi merupakan daerah yang relatf asing bagi sejarawan
Indonesia. Sejarah ekonomi yang secara formal berdiri sendiri ingin mencari makna
tersendiri dalam mempelajari corak dan penjumlahan dari hubungan manusia yang bersifat ekonomi, sosial dan budaya. Dalam hal ini sejarah ekonomi telah melepaskan diri dari ekonomi politik yang terus berkembang dan mencapai puncaknya dalam studi yang semakin
canggih, dengan penggunaan quatitalis maju dalam gerakan New Economic History.
Sejarah ekonomi mempelajari manusia
sebagai pencari dan pembelanja yang harus spesifik dari
satuan yang konkrit dan khusus. sejarah ekonomi pedesaan memiliki batasan-batasan tertentu
yang harus
diletakkan dalam lingkungan ekonomi pedesaan ataupun ekonomi
petani.
Menurut Daniel Thorner, ekonomi
petani sebagai
sebuah kategori dalam sejarah ekonomi
memiliki ciri-ciri yaitu
:
1.
Dalam bidang produksi, masyarakat terlibat dalam agraria
2.
Penduduknya harus lebih dari separuh yang terlibat dalam pertanian
3.
Ada satuan negara dan lapisan penguasanya
4.
Ada pemisahan antara desa dengan kota
5.
Satuan produksinya adalah keluarga rumah tangga petani
Ekonomi petani dan ekonomi
kapitalis memiliki perbedaan yaitu, ekonomi
kapitalis berdasarkan pada
modal sedangkan ekonomi petani berdasarkan pada kerja. Pendekatan ekonomi petani yang melalui kalkulasi untung
rugi secara kapitalis tidak mampu menjelaskan ekonomi
pertani karena tidak adanya kerja upahan, sebab semua kerja adalalah kerja keluarga yang
tidak
mengenal
bayaran.
Dalam sejarah satuan waktu merupakan suatu hal yang
sangat penting, terutama dalam sejarah ekonomi selalu mementingkan tentang pertumbuhsn ekonomi, dan tahapan perkembangan yang selalu
menjadi perhatian utama.
Untuk penelitian sejarah,
pendekatan
terhadap tahapan ekonomi tidak harus menggunakan ukuran ekonomi. Rustow mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi
menggunakan ukuran produktivitas sebagai kriteria tahapan, yang hanya berlaku bagi masyarakat industrial dan sedikit relevansi dengsn sistem ekonomi pedesaan.
Adapun faktor- faktor
ekonomi pedesaan antara lain; tanah, kerja
kapital, upah harga
dan
sewa.
faktor tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda dalam berbagai tipe ekonomi. Pada masyarakat primitif dan petani mengenai konsep scracity, dalam masyarakat ekonomi pasar
tidak dikenal. Sektor ekonomi pedesaan tentu berhubungan dengan pertanian, perdagangan, dan peternakan serta
industri rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah perjalanan
lokalitas yang
bertahap dan menjadi tema yang menarik. Banyaknya kemungkinan sejarah ekonomi mengingatkan bahwa semua dapat dihubungkan dengan setting sejarah sosial dan menjadi
sejarah sosial ekonomi.
Untuk menjamin ketrampilan dalam menulis sejarah ekonomi memerlukan kerangka teori,
sebab kerangka teori merupakan unsur terpenting dalam penulisan sejarah ekonomi. Dimana jika
kerangka teori tidak digunakan maka
penulisan sejarah ekonomi hanya akan menjadi kronologi
yang tidak memiliki makna. Konsep dan model teori dapat diambil dari ilmu ekonomi konvensional
yang digunakan untuk menganalisa sektor komersial dari organisasi ekonomi petani.
Dalam ekonomi, pendekatan kwantitatif
menjelaskan bahwa variabel-variabel memiliki hubungan
dari satu dengan yang lainnya. Sejarawan harus berambisi ekonometriks guna mempelajari sejarah perilaku ekonomi yang cenderung pada ukuran
matematis.
Sejarah Ekonomi Pedesaan Dan Petani
Ekonomi primitif mempunyai keterbatasan yang bersifat ekologis, teknologis dan sosial yang tidak dapat dipahami tanpa adanya keterbatsan tersebut. Pada ekonomi
petani terdapat perbedaan ekologi
ladang, sawah dan sagu yang tertuang dalam sejarah ekonomi Indonesia hingga menunnjukan bahwa ekologi yang berbeda melahirkan struktur ekonomi yang berbeda pula. Contohnya adalah
feodalisme yang merupakan sebuah sistem yang memadukan ekonomi dan sosial. Adanya
Antropologi dan Sosiologi ekonomi merupakan usaha untuk menumbuhkan ekonomi dengan sistem
budaya dan sosial.
Teori ekonomi hanya berlaku untuk masyarakat
industrial sedangkan masyarakat non pasar dan ahli ekonomi
harus melihat
secara antropologis.
Ekonomi primitif dan petani bukan merupakan soal output ataupun produktivitas yang dapat
dikuantifikasikan dalam sejumlah peraturan
dari organisasi sosial dan struktur
sosio-ekonomis. Penelitian sejarah ekonomi merupakan sumbangan bagi penelitian ekonomi yang dapat
membantu memecahkan masalah pada masa kini. Dengan mengetahui sejarah pertumbuhan ekonomi
di
satu masa ahli ekonomi dapat melihat waktu kontemporer sebuah kerangka masa
depan yang panjang serta dapat membantu mengeluarkan ahli ekonomi
dari pemecahan masalah jangka
pendek. Perlu diketahui bahwa gejala ekonomi dan politik merupakan interaksi timbal
balik kekuatan yang bersifat ekonomis dan sebagian
non ekonomis.
SOSIOLOGI PEDESAAN
Sosiologi Pedesaan ialah susatu cabang
ilmu
sosiologi yang
secara historis berkembang pada masyarakat pertanian. Sosiologi pedesaan merupakan studi yang mempelajari masyarakat dalam bidang pertanian. Smisth dan Zophf dalam Bahrein (1996)
berpendapat bahwa sosiologi
pedesaan
adalah sosiologi dari kehidupan pedesaan. Dalam
studi ini mempelajari pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan penerapan metode
ilmiah dengan tujuan sebagai upaya untuk mempelajari masyarakat pedesaan, struktur, organisasi sosial, sistem
dasar masyarakat serta proses perubahan
sosial yang terjadi.
Menurut Galeski (1972) Sosiologi pedesaan
sebagai studi yang cenderung bersifat deskriptif
dengan alasan bahwa pedesaan merupakan daerah petanian yang memiliki pola
pertanian, kehidupan keluarga desa, tingkat kehidupan dan perkembangan penduduknya
serta struktur sosial yang
berhubungan dengan pekerjaan, adat kebiasaan dan lain sebagainya. Sosiologi
pedesaan berbeda dengan sosiologi pertanian. Perbedaan itu dapat dilihat dari sosiologi pedesaan
sangat menekankan studinya
pada
masyarakat pedesaan tanpa
harus mempersoalkan hubungan
dengan usaha tani. Sedangkan sosiologi pertanian cenderung
memfokuskan pada masyarakat pertanian.
Dalam masyarakat
desa petani merupakan
suatu
tipe yang selalu
diperdebatkan
oleh
ahli pedesaan karena di satu sisi ada yang
beranggapan bahwa petani adalah semua penduduk yang
berada di pedesaan, namun pada sisi yang lain hanya saja terbatas pada mata pencaharian sebagai
petani.
Pelapisan sosial pada masyarakat ditentukan oleh sesuatu yang
dihargai guna memenuhi kebutuhan pokok, misalnya tanah merupakan sumber kekayaan bagi petani yang
menentukan
kedudukan seseorang
dalam masyarakat. Dalam
pedesaan
memiliki sumber daya pertanian
dan lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan
dan sebagai perekonomian masyarakat.
Subjek dan pelaku utama yang menggerakkan roda perekonomian dan perubahan jangka panjang
adalah kuwalitas sumber daya manusia yang ada di
wilayah
pedesaan.
Sumber:
“Kuntowijoyo.
2003.“Metodologi Sejarah”.
Yogyakarta:
Tiara Wacana
Yogya.”
“Susilawati,
Nora. 2012. “Sosiologi Pedesan”. https://osf.io/67an9/download. diakses pada
27 September
2020 pukul 19.20.